Friday, August 31, 2012

Recycling Rubber Wood Waste Material (Hevea Brasiliensis Will) for Exterior Wall in Minimalist Green House as an Adaptation of Climate Change (Using OTTV Analysis)


Dany Perwita Sari & Sukma Surya Kusumah
RND BIOMATERIALS , INDONESIAN INSTITUTE OF SCIENCES (LIPI)
complete research paper pelase sent me email: dany.perwitasari@gmail.com

Minimalist style is realism, functionalism, and modern functional style. This style is simpler residential spaces and furnishings emerged. Nowadays, around the world prefer to minimalist style. Minimalist style is growing rapidly in Mild Climate and Continental Climate zone.
Left to right: (1)Guilhem eustache's bewitching fobe house, Morocco; (2) Modern and minimalist Hungarian home; (3) Takeshi hosaka's house, Japan; (4) Modern minimalist house, Australia
How about Indonesia? Architecture minimalist already exist in Indonesia and popular as “Jenki Style”

Jenki Style house in Baranangsiang, Bogor, Indonesia
This style is combination between Minimalist, Tropical and Traditional Styles. Minimalist Architecture becomes one of popular design specially Urban Area.

Limited land in Urban Area affected in increased Building Material Cost and expensive construction for housing and becomes the major issues. Minimalist traditional (Jenki) are transform becomes Minimalist Modern which more simple and reduce material cost and construction without oblivious to include human comfort. 
This design tends highly consumption energy (fossil fuel) for daily life from Air Conditioning and lighting. Building sector was responsible for almost half of all greenhouse gas emissions annually. Waste of mechanical energy for Air Conditioner and lighting are creating energy crisis and climate change (emissions of CO2).

Climate change nowadays was the biggest issues of this century. Architect and building material scientist looking for new method for reducing the heat flow from the sun to inside the house. One of popular way is giving exterior layer to wall.

Left-right: (1) Petate grass building, Mexico; (2) Green-roofed brazilian home, Brazil; (3) The bamboo curtain house, Singapore
However, Indonesia has blessed with resources of all kinds. A continuing abundance of forest resources has, since the earliest settlers, encouraged using wood to build housing. Recycling rubber wood (havea brasiliensis  (willd.ex a.juss.) mull. arg.) waste material as exterior layer in minimalist house in Indonesia to reduce the heat transfer is one of solution. Why using wood for exterior layer? Why using rubber waste material?

From the early research with Overall Thermal Transfer Value (OTTV) can prove that the minimalist house whose wall has covered by hardwood could reduce the thermal resistance up to 3.703 Watt/m2. In another side, wood’s price is higher than before because of the wood’s supply in Indonesia become less and less. Rubber wood, one somewhat fast growing species of hardwood, generally used to plywood because of it mechanical properties as same as Teak wood. 
Minimalist Green House using Rubber Wood waste material as exterior wall layer to reduce heat transfer
Source: Dany Perwita Sari and Sukma Surya Kusumah (2012)
However, their wastes are used to firewood. Using wood wastes of Rubber wood as a wall cover (exterior) could proves that the minimalist house design, adapted from aboard, has become energy efficient house that can reduce the climate change’s effects.

danypsari
For complete research paper pelase sent me email: dany.perwitasari@gmail.com
Twitter: @danypsari

Monday, August 13, 2012

Climate Change History (Part 5)


Sejarah Awal Munculnya Istilah Climate Change dan Global Warming (Part 5)
Source: Encyclopedia of Global Warming and Climate Change 


Global Dimming
http://www.makeitgreen.webs.com
2002
Studies found surprisingly strong “global dimming” due to pollution. This factor had retarded greenhouse warning, but dimming is now decreasing.
Penelitian menunjukkan peningkatan "Global Dimming" atau kabut yang disebabkan oleh polusi. Hal ini merupakan latar belakang terjadinya Efek Rumah Kaca. Akan tetapi mulai tahun 2000 kabut polusi semakin berkurang.

Ice collapse, West Antartica, Greenland
http://xenophilius.wordpress.com

2003
Numerous observations raised concern that the collapse of Ice sheets (West Antarctica, Greenland) might raise sea levels faster than most had believed. 
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mencairnya Ice sheet (Antartika Barat, Greenland) dikhawatirkan akan meningkatkan permukaan air laut lebih cepat dari sebelumnya. 

2005
The Kyoto Treaty, signed, by all major industrial nations except the United States, took effects.
Perjanjian Kyoto ditandatangi oleh seluruh negara maju (negara industri) kecuali Amerika Serikat.





Al Gore in An Inconvenient Truth
http://www.guardian.co.uk

2006
“An Inconvenient Truth” premiered at the 2006 Sundance Film Festival and opened in New York and Los Angeles on May 24, 2006, earning $49 million.
"An Inconvenient Truth" perdana diputar pada tahun 2006 pada Sundance Film Festival di New York dan Los Angeles pada tanggal 24 Mei 2006 dan menghasilkan 49 juta dolar Amerika.


2007
The fourth IPCC report warned that serious effect of warming have become evident. The cost of reducing emissions would be far less than the damage they will cause. The level of carbon dioxide in the atmosphere reaches 382 parts per million.
Laporan keepmat dari IPCC memperingatkan bahwa efek dari pemanasan global semakin serius. Mereka meyakinkan biaya yang ditanggung untuk mengurangi dampak pemanasan global lebih sedikit apabila dibandingkan dengan kerusakan yang nantinya akan terjadi bila tidak dicegah. Tingkat karbon dioksida di atmosfer mencapai 382 parts per million.

danypsari
twitter: @danypsari

Monday, August 6, 2012

Top 10 Korean Cuisine (Part 2)


Setelah sekian lama absen saya lanjutkan makanan lezat ala Korea bagian kedua.

Bude Cingge, Gimje, Korea Selatan
5. Peringkat kelima adalah ramyon, hahahaha. Aneh ya? Tapi mie korea memang rasanya khas. Lebih ke pedas-manis. Favorit saya adalah mie instan korea yang dimasak ditambah dengan sosis, ham dan sayuran. Walaupun kelihatannya biasa, saya sangat menyukai makanan ini. Menurut cerita teman korea, makanan ini dulunya dimasak dan dimakan oleh tentara Korea Selatan pada masa Perang Dunia ke II. Pada waktu itu daging sangat mahal, kemudian ada tentara Amerika yang memberikan daging olahan instan (ham). Karena kelaparan mereka (tentara Korea) memasukka daging tersebut ke dalam ramyon (mie instan). Hampir tiap 2 minggu, ajumma (ibu-ibu penjaga restoran) di dekat lab kami selalu menyediakan makanan ini. Dan kami selalu minta tambah, hahahaha..

Tonkase, Seoul, Korea Selatan
4. Tonkase. Daging yang digoreng dengan tepung roti disajikan dengan saus manis dan salad. Makanan ini gurih dan crispy. Ada juga beberapa restaurant yang memodifikasi makanan ini dengan ditambah keju ke dalamnya.

Omurice (오무라이스), Iksan, Korea Selatan
Rooftop Prince Korean Drama Eating Omurice
3. Omurice (오무라이스). Pernah lihat Korean drama dengan judul “Rooftop Prince”? Dalam drama ini diceritakan raja sangat menyukai masakan omurice. Pertama kali ke korea, dosen saya mengajak saya makan malam omurice. Walaupun digulung dan terlihat sedikit tapi porsinya ternyata besar, hehe.. Omurice adalah singkatan dari omu=omelette dan rice=nasi atau nasi yang dibungkus dengan telur dadar. Biasanya disajikan dengan ketchup. Jangan salah ketchup disana bukan saus kedelai atau biasa disebut kecap di Indonesia, tapi saus tomat,wekekek..

Naengmyon  ()  , Gangneung, Korea Selatan
2. Naengmyon (). Naengmyon adalah mie dingin dicampur dengan es dan acar serta buah-buahan. Mie ini sangat cocok dimakan saat musim panas. Naengmyon terenak adalah buatan ajumma di dekat lab. Disana naengmyon ditambah dengan irisan pir dan rasa kuahnya benar-benar segar, seperti memunculkan energi kembali disaat musim panas.

Byodaguihejanggug ( 뼈다귀해장국), Iksan, Korea Selatan
1. Makanan terfavorit saya yang berada di peringkat pertama adalah 뼈다귀해장국 byodaguihejanggug. Irisan daging iga yang dimasukkan ke dalam kuah yang berisi rempah-rempah kemudian ditaburi bumbu kering. Pertama kali senior saya mengajak saya ke restoran ini dia sedikit merasa khawatir. Karena masakan ini adalah masakan asli korea dengan bumbu-bumbu tradisional. Masakan ini sangat lezat. Jika ada kesempatan ke korea jangan lupa mencoba yaaa J




NB: I don't like Kimchi at all, hahahaha..Makanan kecut yang mematikan rasa :p



danypsari
twitter: @danypsari

Climate Change History (Part 4)

Sejarah Awal Munculnya Istilah Climate Change dan Global Warming (Part 3)
Source: Encyclopedia of Global Warming and Climate Change 


1983
Report from U.S. National of Sciences and Environmental Protection Agency Spark conflict, as greenhouse warming becomes prominent in main-stream politics.
Laporan dari  U.S. National of Sciences and Environmental Protection Agency Spark, bahwa terjadi konflik akibat dari efek rumah kaca menjadi hal utama yang menonjol dalam isu politik.
  
1984
Theories about global warming and the Greenhouse Effect become more prevalent, gaining attention from the mass media. However, many people believe the threat is not imminent and some doubt that global climate change is a danger.
Teori tentang pemanasan global dan dampak rumah kaca telah menjadi konsumsi publik dan banyak diberitakan oleh media masa. Akan tetapi banyak orang percaya bahwa itu hanyalah sebuah ancaman dan muncul keraguan dari masyarakan akan bahaya dari iklim global yang dalam bahaya.

Preliminary meetings of the IPCC in Villach, Austria in 1985
http://drtimball.com
1985
The Villach conference in Austria declared consensus among experts that some global warming seems inevitable and called on governments to consider international agreement to restrict emissions of greenhouse gases.
Konferensi Villach, Austria yang dihadiri oleh beberapa ahli mendeklarasikan bahwa pemanasan global sudah tidak dapat dianggap hanya sebagai isu lagi dan meminta pemerintah untuk mempertimbangkan dibuatnya kesepakatan internasional untuk membatasi emisi gas rumah kaca.

1987
This was the warmest year since human began to keep records. The 1980’s were the hottest decade on record, with seven of the eight warmest years recorded up to 1990, even the coldest years of the 1880’s, The Montreal Protocol of the Vienna Convention imposed International restrictions on the emsission of ozone-destroying gasses.
Tahun 1987 merupakan tahun terpanas sejak para ilmuan memulai mengamati kenaikan suhu bumi. Tahun 1980-an merupakan tahun terpanas dalam catatan dengan tujuh dari delapan tahun terpanas sampai dengan tahun 1990. Bahkan tahun 1880 merupakan tahun terdingin. "The Montreal Protocol of the Vienna Convention" memberikan pembatasan Internasional tentang gas emisi yang berada di lapisan ozon. 

65th Montreal Protocol in Bali, Indonesia
Protokol Montreal untuk perlindungan terhadap lapisan ozon diadopsi pada tahun 1987, perjanjian ini dikumandangkan sebagai perjanjian di bidang perlindungan lingkungan paling sukses serta paling banyak diratifikasi oleh 196 negara anggota PBB. (http://www.menlh.go.idOzone Depleting Substances (bahan perusak ozon atau disingkat sebagai ODS) seperti HCFCs digunakan secara ekstensif di berbagai sektor industri. Pelepasan ODS ke atmosfer bumi mengakibatkan kerusakan pada lapisan ozon di stratosfer yang berperan sebagai pelindung terhadap radiasi ultraviolet. Naiknya tingkat radiasi ini dikhawatirkan akan meningkatkan kasus penyakit kanker kulit, kerusakan mata, dan gangguan kekebalan tubuh, selain membawa kerusakan terhadap rantai makanan dan biodiversity. 

 1988
A meeting of climate scientist in Toronto subsequently called for 20 percent cuts in global carbon dioxide emissions by 2005. The Toronto conference called for strict, specific limits on greenhouse gas emissions. British Prime Minister Margaret Thatcher is the first major leader to call for action. The level of carbon dioxide in the atmosphere reached 350 parts per million.
Pertemuan dari para ilmuan Iklim di Toronto menyerukan pemotongan 20 persen emisi karbon dioksida global pada tahun 2005. Konferens di Toronto memberikan peringatan keras dan batas tertentu untuk gas rumah kaca. Perdana Mentri Inggris, Margaret Thatcher merupakan pempimpin negara pertama yang memberikan tindakan atas berita tersebut. Tingkat karbon dioksida di atmosfir tahun 1988 mencapai 350 parts per million.

1992
UN Conference on Environment and Development,
Rio de Janeiro in 1992
 

http://www.mtholyoke.edu
A conference in Rio de Janeiro produced the United Nations Framework Convention on Climate Change, but the United States blocked calls for serious action. The study of ancient climates revealed climate sensitivity in the same range as predicted by computer models.
Rio de Janeiro konferensi mengkasilkan kerangka kerja di PBB tentang perubahan iklim. Sayangnya Amerika Seikat menolak untuk melakukan tindakan serius. Cara perhitungan iklim secara manual ternyata memberikan hasil yang nyaris sama dengan cara perhitungan iklim dengan program komputer.



1997
Japanese automobile manufacturer Toyota introduces the Prius in Japan, the first mass-marketed electric hybrid car. Engineers progressed in the design of large wind turbines and other energy alternatives. 
Perusahaan manufaktur mobil asal Jepang, Toyota memperkenalkan "The Prius" di Jepang, yang merupakan mobil Hybrid pertama yang diproduksi secara masal. Para Insinyur mulai mengembangkan desain turbin angin dengan skala besar dan beberapa energi alternatif lainnya.

1998
The warmest year on record globally averaged (1995, 1997, and 2001-2006 were near the same level).
Merupakan tahun terpanas yang pernah ada. Sedangkan tahun 1995, 1997, dan 2001-2006 menunjukkan level tingkat kepanasan yang hampir sama.

massive "brown cloud" of aerosols from South Asia
http://en.wikipedia.org
1999
A national Academy Panel dismissed criticism that satellite measurements showed no warming. V. Ramanathan detected massive “brown cloud” of aerosols from South Asia.
Sebuah National Academy Panel menepis kritik saat satelit menunjukkan bahwa tidak ada pemanasan global. Dilain pihak V.Ramanathan mendeteksi adanya "brown cloud" padat dari aerosol yang berasal dari Asia Selatan.









danypsari
twitter: @danypsari

Friday, August 3, 2012

Climate Change History (Part 3)

Sejarah Awal Munculnya Istilah Climate Change dan Global Warming (Part 3)
Source: Encyclopedia of Global Warming and Climate Change 

1950s
The development of new technology led to an increased awareness of global warming and the Greenhouse effect. Researcher began to show that the level of carbon dioxide in the atmosphere was rising each year and people became concerned about pollution.
Perkembangan teknologi baru meningkatkan kesadaran akan perubahan iklim dan efek rumah kaca. Peneliti mulai menunjukkan hasil penelitian bahwa terdapat peningkatan karbon dioksida di atmosfer tiap tahunnya dan mengingatkan masyarakat agar lebih perduli terhadap polusi.

http://www.dailymail.co.uk

1958
Astronomers identified the Greenhouse Effect on Venus, where temperature are far above the boiling point of water.
Para Astronom mengidentifikasi bahwa terjadi efek rumah kaca pada Planet Venus, dimana temperaturnya datas titik didih air.

1961
Soviet meteorologist, Mikhail Budyko warned that the burning of fossil fuels and the attendant accumulation of Greenhouse gasses in the atmosphere, would warm the planet.
Ahli Metrologi asal Soviet, Mikhail Budyko memperingatkan bahwa pembakaran dari bahan bakar fosil akan berakumulasi di atmosfer yang mengakibatkan terjadinya efek rumah kaca yang akan meningkatkan suhu bumi.

1963
Fritz Moller calculated that doubling of carbon dioxide in the atmosphere might increase temperature 50 degrees Fahrenheit.
Fritz Moller menghitung bahwa kenaikan karbon dioksida di atmosfer sebanyak 2 kali lipat dapat meningkatkan suhu di bumi sebesar 50 derajad Fahrenheit.

1972
Budyko favored the first scenario and predicted that temperatures might rise enough to melt all the ice by 2050. 
Budyko adalah orang yang pertama kali memprediksikan bahwa apabila suhu di bumi terus naik, maka seluruh es di bumi akan mencair pada tahun 2050.

1975 to 1976
Studies showed that chlorofluorocarbons (CFCs) (1975) and also methane and ozone (1976) contribute to the Greenhouse effect. 
Penelitian menunjukkan bahwa gas chlorofluorocarbons (CFC)(1975) dan metana serta ozon (1976) memberikan kontribusi pada efek rumah kaca. 

James Hansen

1978
American scientist James Hansen predicted that the accumulation of aerosol particles in the atmosphere might reflect sunlight back into space and so reduce temperatures.
Ilmuwan Amerika James Hansen memperkirakan bahwa akumulasi partikel aerosol di atmosfer akan memantulkan sinar matahari kembali ke angkasa dan mengurangi suhu.

1979
A strengthened environmental movement encouraged the development of renewable energy sources and the reduction of technologies that burn fossil fuels. The U.S. National Academy of Sciences estimated that a doubling of carbon dioxide might increase temperature 35 to 40 degrees Fahrenheit. The world climate Research Program was launched to coordinate International research on climate change.
Memulai gerakan ramah lingkungan yang diperkuat dengan mendorong perkembangan sumber energi yang dapat diperbaharui dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. US National Academy of Sciences memperkirakan bahwa peningkatan karbon dioksida dua kali lipat dapat meningkatkan suhu bumi 35 sampai 40 derajad Fahrenheit. Penelitian tentang iklim skala dunia mulai diluncurkan dengan agenda utama perubahan iklim.


danypsari
twitter: @danypsari